Mengatasi Hambatan Bimbingan Konseling di Sekolah Melalui Layanan Berbasis ICT

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan dalam bimbangan konseling (BK) di sekolah dengan mempergunakan layanan konseling berbasis ICT. Manfaat bimbingan konseling berbasis ICT antara lain: 1) layanan ini tidak terikat dengan waktu dan ruang, 2) dapat memberikan bantuan konseling sedini mungkin, 3) mudah mengadakan bimbingan kelompok, 4) memudahkan orang tua/wali murid, masyarakat, dan guru mata pelajaran untuk berintegrasi dengan guru bimbingan konseling. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan model layanan ini adalah: 1) biaya yang relatif mahal untuk mengadakan sarana dan prasarana yang digunakan (software dan hardware), dan 2) tidak semua sekolah memiliki jaringan internet yang memadai. Solusi yang dapat dillakukan adalah: 1) mensosialisasikan manfaat bimbingan konseling di lingkungan sekolah dan masyarakat, 2) lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) BK selayaknya menyediakan software layanan BK berbasis ICT yang berstandar, dan 3) menyediakan program tertentu untuk kepelatihan bagi tenaga dan calon tenaga bimbingan konseling sehingga mereka memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan bimbingan konseling berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan wawancara sederhana.

Keywords

permasalahan BK, BK berbasis ICT

References

  1. Anonymous. Sejarah Perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia
  2. www. Belajar psikologi.com>sejarah-lahirnya bimbingankonseling. (Diakses 14 april 2017) Dahir, Caro A. “The National Standards for School Counseling Programs: A Partnership in Preparing
  3. Students for the New Millennium,” NASSP Bulletin, (2000:84:68). http:bul.sagepub.com
  4. (diakses Oktober 2010).
  5. Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Penataan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
  6. Konseling dan Jalur Pendidikan Formal. Bandung: PPB UPI
  7. Djaali dan Pudji Mulyono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo,. Georgia Primary School. Curriculum, Instruction and Assessment.Khan Academy
  8. (http://international.khanacademy.org)
  9. McLEOD, John.. (2008). An Introduction to Counseling. Jakarta: Kencana
  10. Myers J.E. “Wellness, Prevention, Development: The Cornerstone of the Profession” Journal of Counseling, vol. 71, issue 2. Nov – Des 1992 pp: 136-139. http:wiley online library, (diakses 15 April 2017)
  11. Norihson, Ahmad Juntika. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
  12. Refika Aditama,
  13. Prayitno. (1999) Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Pusat Perbakuan Departemen Pendidikan dan
  14. Kebudayaan.
  15. Rochlen, Aaron B. Zack, Jason S. dan Speyer, Cedric. Online Therapy: Review of Relevant Definitions, Debates, and Current Empirical Support. Journal of Clinical Psychology, Vol. 60(3), 269–283 (2004). Diakses 12 April 2017, Published online in Wiley InterScience www.interscience.wiley.com).
  16. Soedijarto. (2008). Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: Kompas
  17. Sukardi, Dewa Ketut. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
  18. Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

DOI : https://doi.org//211