Efektivitas Penerapan Konseling Rational Emotive Behavior Therpy (REBT) untuk Menghilangkan Kecemasan pada Klien

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memaparkan kajian tentang pengaruh konseling REBT dalam mengatasi kecemasan. Kecemasan dapat terjadi pada setiap individu.Seseorang yang menderita kecemasan selalu merasa khawatir dan selalu bereaksi berlebihan. Keluhan fisik yang lazim terjadi antara lain adalah tidak tenang, tidur terganggu, kelelahan, sakit kepala, dan jantung berdebar-debar. Individu terus menerus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi dan sulit sekali berkonsentrasi atau mengambil keputusan. Konseling untuk dapat meminimalisir bahkan menghilangkan perasaan cemas yang berlebihan menjadi sangat penting. Kecemasan dilatarbelakangi oleh pemikiran yang irasional cenderung menimbulkan gangguan. Konseling REBT adalah suatu pendekatan konseling yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi dan tingkahlaku, dengan merubah cara pandang klien yang semula irasional menjadi rasional. Tujuan REBT memperbaiki dan mengubah segala pemikiran yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya. Beberapa hasil penelitian secara konsisten menegaskan bahwa Konseling REBT mempunyai pengaruh dalam mengurangi kecemasan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan pola pikir klien menjadi rasional, sehingga perasaan dan tingkahlaku klien dapat berkembang dengan baik dan optimal.

Keywords

Rational Emotive Bahavior Therapy, Kecemasan

References

  1. Atkinson,R,L, Richard & Ernest (2009). Pengantar Psikologi . Erlangga
  2. Arvendho, B. (2013). Penggunaan Strategi Pengubahan Pola Berpikir Untuk Mengurangi Kecemasan Siswa Ketika Mendapat Panggilan Ke Ruang Bimbingan Dan Konseling. Jurnal: Program studi Bimbingan dan Konseling.UNESA.
  3. Clark, D.A. (2010). Cognitive therapy of anxiety disorders; sciece and practice. New York: Guilford
  4. Publication.
  5. Corey, Gerald. (2010). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi.Alih Bahasa:E. Koswara.
  6. Bandung: Refika Aditama.
  7. Emmanuel, O. O., Ngozi,U.P.& Anayochi, N.N. (2013) Effects of Rational Emotive Behaviour Therapy and Emotional Intelligence on Mathematics Anxiety of InSchool Adolescents in Owerri Municipal Nigeria.European Journal of Sustainable Development (2013), 2, 3, 85-98 ISSN:
  8. 2239-5938 Doi: 10.14207/ejsd.2013.v2n3p85.
  9. Fiest, J & Gregory, JF. (2010). Teori Kepribadian. Alih Bahasa: Smita Prathita Sjahputri.
  10. Jakarta: Salemba Humanika.
  11. Ghufron, M.N dan Rini, R, S. (2014).Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Gonzalez, J. E., Nelson, J. R., Gutkin, T.B;Saunders, A. (2004).Rational Emotive Therapy
  12. With Children and Adolescents: A Meta-Analysis.Journal of Emotional and Behavioral
  13. Disorders; 12, 4; ProQuest pg. 222.
  14. Gunarso (2003). Psikologi Keperawatan.,Jakarta: Gunung Mulia. Hartono danBoy, S (2012). Psikologi Konseling.Jakarta: Kencana.
  15. Hawari, D. (2006). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.
  16. Heningsih.(2014).Gambaran Tingkat Ansietas pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.Skripsi. Surakarta: Program Studi S-1 Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta.
  17. Kartono, Kartini. (1986). Patologi Sosial 3, Gangguan Gangguan Kejiwaan. Jakarta: Rajawali.
  18. Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media Press.
  19. Komalasari, G; Eka, W; dan Karsih.(2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta Barat: Indeks. Maramis.(1995). Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
  20. Nevid, J.S; dkk. (2005). Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
  21. Nelson-Jones, R. (2011). Theory and Practice of Counseling and Therapy, 4th.Terjemahan Helly
  22. Prajitno & Sri Mulyantini. 2012. Jakarta: Pustaka Pelajar. Prayitno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Tidak diterbitkan.
  23. Rapgay L. Bystritsky A., Dafter R.E. and Spearman M. (2011). New Strategies for Combining Mindfulness with Integrative Cognitive Behavioral Therapy for the Treatment of Generalized Anxiety Disorder.J Rat-Emo Cognitive-Behav Ther (2011) 29:92–119.
  24. Sarlito, WS. (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
  25. Trismiati, (2006), Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pria dan Wanita Akseptor Kontrasepsi Mantap di RSUP dr. Sarjito Yogyakarta. Palembang: Fakultas Psikologi Universitas Bina Dharma.
  26. Untari,I dan Rohmawati. (2014). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Usia
  27. Pertengahan dalam Menghadapi Proses Menua(Aging Process).”Jurnal Keperawatan. Vol. 1
  28. No 2.Karanganyar: AKPER 17 Karanganyar.
  29. Willis, SS. (2013). Konseling Individual Teori Dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
  30. Winkel,W.S& Hastuti, Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
  31. Yogyakarta: Media Abadi.

DOI : https://doi.org//216