Peran Antropologi dalam Konseling Lintas Budaya di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Abstract

Berbagai permasalahan dialami masyarakat sebagai akibat dari perubahan sosial budaya, yang memerlukan konseling menggunakan pendekatan integratif dengan teori kultural dasar sebagai landasan memilih ide dan teknik konseling yang digunakan konselor dalam layanan konseling. Melalui tulisan ini menarik dikaji lebih lanjut bagaimana peran antropologi dalam konseling lintas budaya di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan hal sebagai berikut : (1) pengenalan keberbedaan klien dari latar budaya berbeda dianalisis dengan konsep-konsep dan teori kebudayaan sebagai salah satu kajian dalam antropologi, (2) pemahaman keberagaman budaya Masyarakat Ekonomi Asean menjadi peluang dalam pengembangan profesi konselor dengan kemampuan berorientasi multibudaya, baik secara teori maupun praktik, dan (3) konseling multikutural merupakan pendekatan integratif dengan teori kultural dasar sebagai landasan untuk memilih ide dan teknik konseling yang digunakan konselor.

Keywords

-

References

  1. Aldridge, Jerry, and Renitta Goldman, (2002) : Current Issues and Trends in Education.
  2. Boston : Allyn and Bacon.
  3. Arredondo, P., Toporek, M. S., Brown, S., Jones, J., Locke, D. C., Sanchez, J. And Stadler, H. (1996) : Operationalization of the Multicultural Counseling Competencies. AMCD: Alexandria, VA.
  4. Banks, A, James, (1997) : Educating Citizens in a Multicultural Society, Teacher College
  5. Press. New York: Columbia University.
  6. Corey, G. (2009) : Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. PT. Refika Aditama: Bandung. Carter, RT. (1991) : Cultural Values: a review of empirical research and implications for
  7. counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  8. Dyche, L., & Zayas, L.H.(1995) : The value of curiosity and naivete for the cross-cultural psychotherapist. Family Process, 34, 389–399.
  9. D'Andrea, M., Daniels J., & Heck, R. (1991) : Evaluating the impact of multicultural counseling training. Journal of Counseling & Development, 70, 143-150.
  10. D'Andrea, L. M., & Daniels, J. (2005, January) : Promoting multiculturalism and social
  11. justice: A New Year’s resolution. Counseling Today, p. 32-33.
  12. Erford, B. T. (2004) : Professional School Counseling: A Handbook of Theories, Programs & Practices. Texas: CAPS Press.
  13. Geertz, Clifford . (1973) : Thick Description: Toward an Interpretive Theory of Culture. In The Interpretation of Cultures: Selected Essays. Clifford Geertz. pp 3–30. New York: Basic Books
  14. Gielen, Uwe. P. Uwe., Draguns, Juris. G., and Fish, Jefferson M (Eds). (2008) Principles of
  15. Multicultural Counseling and Therapy. New York: Routledge Taylor & Francis Group.
  16. Gladding, Samuel. T. (2012) : Konseling Profesi Yang Menyeluruh, Jakarta: Indeks. Hasojo. (1984) : Pengantar Antropologi. Bandung : Bina Cipta.
  17. Koentjaraningrat. (1990) : Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta. Nasution. (2004). Antropologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
  18. Pedersen, P. B. (1990) : The multicultural perspective as a fourth force in counseling. Journal of Mental Health Counseling , 12, 93-95.
  19. Prayitno. (1987) : Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  20. Schimdt, John. J. (2008) : Counseling in School: Comprehensive Programs of Responsive
  21. Services for All Students. 5th Ed. USA: Pearson.
  22. Sciarra, Daniel T. (2004) : School Counseling: Foundations and Contemporary Issues.
  23. Canada: Thomson, Brooks/Cole.

DOI : https://doi.org//225